Kameraman not back stage..
Banyak yang bilang bila kita memilih audio visual maka kita harus bersiap menerima kenyataan nantinya apabila sudah mengaplikasikan pekerjaan, statement itu beralasan memang, karena selama ini pekerjaan audio visual sangat berat, terutama kameraman dan hasilnya bahkan tak sebanding, mungkin hanya dihargai dengan tulisan nama berbaris cepat berlarian keatas tak tau kemana pada akhir pemutaran sebuah produksi film. Tapi itu cuma statement masyarakat non pelaku, jika kita mau sekedar mengintip hati para pelaku audio visul kususnya kameraman yang akan kita bahas kal ini, maka statement diatas salah besar
Para cendikia audio visual bekerja tidak menampakkan diri bukan karena tak layak jual tampang, tapi terlalu indah untuk sekedar tayang, mereka lebih mementingkan kepuasan yang ternilai ketika mempersembahkan sebuah karya.
Seperti layaknya sebuah arsitektur tembok, ketika para besi dengan berjiwa besar bersedia tidak menampakkan diri padahal dia begitu berjasa, tapi tetap dengan kerendahan hati mengalah pada semen dan cat yang menginginkan untuk tampil itulah para cendekia audio visual. Bayangkan saja jika besi tak mau mengalah, apa jadianya rencana arsitektur tembok yang mulus menjadi tembok yang dipenuhi besi yang keluar dan membahayakan?.
Kamis, 18 Juni 2009
kameraman
Diposting oleh isha_ae di 17.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar